Minggu, 09 November 2014

Jamban Sehat

Sederhana: yang penting memiliki septictank dan tidak mencemari lingkungan.

Akses pada sanitasi khususnya pada penggunaan jamban sehat, saat ini memang masih menjadi masalah serius di banyak negara berkembang, seperti Indonesia. Masih tingginya angka buang air besar pada sebarang tempat atau open defecation, menjadi salah satu indikator rendahnya akses ini.

Menurut studi yang dilakukan Wordl Bank, Indonesia kehilangan lebih dari Rp 58 triliun, atau setara dengan Rp 265.000 per orang per tahun karena sanitasi yang buruk. Dan  sebagai akibat dari sanitasi yang buruk ini, diperkirakan menyebabkan angka kejadian diare sebanyak 121.100 kejadian dan mengakibatkan lebih dari 50.000 kematian setiap tahunnya.

Jamban keluarga merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang dan mengumpulkan kotoran/najis manusia yang lazim disebut kakus atau WC, sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman.

Sedangkan syarat jamban sehat menurut Depkes RI (1985), antara lain :

  1. Tidak mencemari sumber air minum. Letak lubang penampungan kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumur air minum (sumur pompa tangan, sumur gali, dan lain-lain). Tetapi kalau keadaan tanahnya berkapur atau tanah liat yang retak-retak pada musim kemarau, demikian juga bila letak jamban di sebelah atas dari sumber air minum pada tanah yang miring, maka jarak tersebut hendaknya lebih dari 15 meter;
  2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus. Untuk itu tinja harus tertutup rapat misalnya dengan menggunakan leher angsa atau penutup lubang yang rapat;
  3. Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di sekitarnya, untuk itu lantai jamban harus cukup luas paling sedikit berukuran 1×1 meter, dan dibuat cukup landai/miring ke arah lubang jongkok;
  4. Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan-bahan yang kuat dan tahan lama dan agar tidak mahal hendaknya dipergunakan bahan-bahan yang ada setempat;
  5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang;
  6. Cukup penerangan;
  7. Lantai kedap air;
  8. Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah;
  9. Ventilasi cukup baik;
  10. Tersedia air dan alat pembersih.
Berdasarkan bentuknya, terdapat beberapa macam jamban menurut beberapa ahli. Menurut Azwar (1983), jamban mempunyai bentuk dan nama sebagai berikut :

  1. Pit privy (Cubluk)
  2. Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit latrine)
  3. Jamban empang (fish pond latrine)
  4. Jamban pupuk (the compost privy)
  5. Septic tank
Jamban bentuk septic tank sebagai bentuk jamban yang paling memenuhi syarat, tinja mengalami beberapa proses didalamnya, sebagai berikut :

  1. Proses kimiawi: Akibat penghancuran tinja akan direduksi sebagian besar (60- 70%), zat-zat padat akan mengendap di dalam tangki sebagai sludge Zat-zat yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tangki tersebut. Lapisan ini disebut scum yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari cairan di bawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses selanjutnya.
  2. Proses biologis: Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik alam sludge dan scum. Hasilnya selain terbentuknya gas dan zat cair lainnya, adalah juga pengurangan volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat penuh. Kemudian cairan influent sudah tidak mengandung bagian-bagian tinja dan mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairan influent akhirnya dialirkan melalui pipa.

Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:
  1. Tidak mencemari air
    • Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.
    • Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
    • Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
    • Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang, danau, sungai, dan laut
  2. Tidak mencemari tanah permukaan
    • Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.
    • Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
  3. Bebas dari serangga
    • Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah
    • Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang nyamuk.
    • Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya
    • Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
    • Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup
  4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
    • Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai digunakan
    • Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup rapat oleh air
    • Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran
    • Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus dilakukan secara periodic
  5. Aman digunakan oleh pemakainya
    • Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lai yang terdapat di daerah setempat
  6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
    • Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran
    • Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran
    • Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan cepat penuh
    • Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
  7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
    • Jamban harus berdinding dan berpintu
    • Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari kehujanan dan kepanasan.
Itulah beberapa prasyarat jamban sehat. Sudahkan jamban Anda seperti itu?